Download Free Bintang Itu Milikku Book in PDF and EPUB Free Download. You can read online Bintang Itu Milikku and write the review.

Ketenangan yang terpamer di wajahnya tidak menggambarkan sekeping hati yang dimiliki oleh insan bernama Husna Nusrah. Di sebalik kelembutan dan ketegasan itu, tersembunyi satu konflik dalaman di dalam dirinya. Selama 29 tahun, dia hidup bagai orang terbuang dan tersisih daripada keluarga sendiri. Namun kerana tanggungjawab, dia terpaksa menjaga orang yang begitu tegar menyakiti hatinya sedangkan kasih sayang untuk insan bergelar ibu telah lama mati. Dalam Nusrah berperang dengan perasaan sendiri, kehadiran Akiff sebagai jiran telah berjaya membuatkan hati kerikilnya kenal apa makna pengorbanan seorang ibu. Keprihatinan Akiff juga berjaya membuatkan Nusrah mengakui cintanya milik lelaki itu. Namun, setiap kisah cinta ada cabarannya tersendiri. Kehadiran Asnidah, telah membongkar satu rahsia yang disimpan kemas oleh Akiff. Hanya kerana kenangan lama, api cinta yang sedang membara seakan terpadam. Lafaz kata adakalanya tidak mencerminkan kata hati. Sanggupkah Nusrah membiarkan jiwanya terluka buat kesekian kali demi kebahagiaan orang yang disayangi? Dia rela menjadi bintang yang sentiasa berkerlipan menghiasi dada malam.
PERTEMUAN Syaira dan Adam bermula dengan salah faham. Akibatnya, Adam memendam gelora rasa dan Syaira pula menyimpul benci di dada. Mereka berbicara, tetapi dengan bahasa tidak sekata dan pandangan berlainan cara. Hidup Syaira mula huru-hara dengan berita kematian Imran dan Selina. Dia rebah buat seketika, namun atas rasa tanggungjawab, dia bangkit memikul amanat. Nasib anak-anak saudaranya perlu dibela. Namun, semuanya jadi sukar apabila Adam sering mencampuri urusannya. Tak percaya CINTA! Begitulah pendirian Syaira. Hatinya sekeras batu. Baginya, cinta sekadar mainan jiwa yang tidak membawa sebarang makna. Impiannya... cukuplah bertemu bahagia andai jodoh tiba. Lantaran itu, lamaran Adam diterima dengan reda. Namun, hidup manusia tidak pernah lari daripada ujian. Ketulusan dan kejujurannya selalu dipertikaikan. Pengorbanannya sering dibayar dengan hinaan. Dia kian lemah dilanda badai dan gelora. Akhirnya, dia pasrah pada setiap kehilangan... dan ketentuan...
HAZWANI, gadis berkarier yang memiliki segala-galanya. Namun, ada satu yang kurang; dia gagal memeluk cinta seorang lelaki. Bukan dia menolak fitrah, tapi dia terlalu leka dengan kerjaya dan prinsip hingga mengabaikan tuntutan diri. Meski hidup solo bukanlah satu dosa, tapi hipokrit kalau dia tidak berasa cemburu melihat kebahagiaan teman seusia. Kehadiran semula Iskandar, bekas tunangnya sesekali menggamit rasa. Begitu juga dengan layanan mesra Datuk Munir, bos sendiri yang saban hari cuba merapati. Dan seiring waktu berlalu, ketulusan hati Radhuan yang dikenali sejak pertemuan di bumi Esfahan, Iran membuka pintu hatinya. Namun, prinsipnya tetap sama; dia tidak mahu terburu-buru, bimbang ada hati yang terluka. Kerna itu, di setiap sujudnya, doa terus dipohon agar dia tidak silap membuat pilihan. Apakah dia ditakdirkan bersama dengan salah seorang daripada mereka atau perlukah dia menanti lagi?
Membuat sesuatu yang rumit menjadi mudah dimengerti serta menyampaikan topik dan materi yang njelimet menjadi sesuatu yang ringan dan enak dibaca adalah kepiawaian Suhana Lim. Trademark buku-buku dan tulisan yang dihasilkan Suhana Lim adalah penyampaian feng shui secara objektif, logis, dan proporsional. Anda tak perlu khawatir akan membaca textbook yang rumit dan membosankan. Tak perlu waswas akan dianjurkan membeli aneka pernak-pernik feng shui sebagai solusi. Tentunya, ini juga bukan buku mengenai ramalan tahunan. Jadi, isinya bisa diaplikasikan dan berlaku serta bermanfaat sepanjang masa. Buku ini wajib dibaca semua orang, mulai dari awam, pehobi, hingga praktisi feng shui. Isinya sangat objektif, transparan, bervariasi, serta informatif dengan topik seputar feng shui, tradisi dan budaya Tiongkok, serta kehidupan secara umum, seperti: • Lahan “Frankenstein”—Cara Membersihkan Lahan Berenergi Kotor • Si “Pembawa Hoki”-kah Anda? • Hari Baik! Baik buat Siapa? • Praktisi Feng Shui Mengambil Roh? • Want to Know Saja—Kode Etik dalam Feng Shui • Water Dragon Membuat Kaya Secara Instan? • Kucing Panjang Umur • Dosa Turunan • Cinta, Roti, dan Arak • Ba Zi Berkilau, tetapi Hidupnya Tak Gemerlap • Membotaki Rambut agar Hoki • Bagaimana Cara Kerja Feng Shui? • Kiat Menetralisasi Ciong • Food for Luck and Fertility • Berlindung di Balik Tameng “Karma”
Wairah mendengus kuat. Novel yang baru dibelinya dilemparkan di atas meja. Malangnya, lemparan Wairah tersasar. Novel itu tersadai di lantai marmar. Betul-betul terlangkup di bawah kaki meja. Dia benar-benar sudah tidak peduli walaupun novel yang baru dibelinya itu amat disayangi. Selama ini Wairah memang seorang yang gemar menyimpan novel. Tidak kira­lah, novel lama atau novel baru. Semuanya dia sayang. Mengumpul novel merupakan hobinya sejak dari dahulu lagi. Sejak umur Wairah mencecah belasan tahun hingga kini melewati angka 25 tahun. Tapi, hari ini dia betul-betul bengang. Hilang rasa sayang pada barang kesayangannya itu. Dia betul-betul tidak kisah. Apa yang dia tahu, ketika ini dia mahu me­lepaskan rasa marah yang berbuku di hati. Rasa ge­ramnya harus dihapuskan secepat mungkin. Diluahkan supaya dia dapat bertenang seperti hari-hari semalam. Pada siapa dia harus meluahkan rasa marah ini? Faridah? Adnan? Tidak mungkin!
Edisi exlusive Idr : 125 552 halaman. Terdapat kertas bergambar ilustrasi tokoh pada novel. Emerald genius putri kembali. Ia kembali setelah tujuh tahun kepergiannya. Ia kembali demi mempertanyakan kembali status pernikahannya. Dulu, ia hanya seorang gadis tamat lulusan SMA Eka Perwira Amran tak mau di bantah. Ia berniat secepatnya mengakhiri pernikahan dengan wanita yang dulu dinikahinya, karena telah menemukan wanita yang lebih sepadan bersanding dengannya. Namun siapa yang menduga jika semuanya berjalan tidak sesuai rencana saat mereka dipertemukan kembali setelah beberapa tahun lamanya. Terkadang kita hanya bisa berencana, namun Tuhan sebaik- baiknya penyusun rencana. Bahkan sekali lagi saat mereka berpisah sang penyusun rencana sudah membuat banyak masalah yang tak henti membelit keduanya.
Kerana diri Islah montel, dia dihina, dimaki dan maruahnya dipijak-pijak. Apa salahnya? Walaupun Zaki Iskandar mempunyai rupa paras yang menawan, tetapi dia tidak ada hak untuk mencacinya. Berkecai hatinya. Nama itu masih lagi terpahat di ingatannya. Mana mampu dia melupakan. Ya, mungkin Islah boleh melupakan tetapi bagaimana pula dengan parutnya? Pertemuan demi pertemuan tanpa diduga. Kini, Islah sudah berbeza. Langsing. Cantik! Zaki Iskandar kembali menawan hati Islah semula. Tapi malangnya, Islah semakin menjauh denganya. Tidak sekali-kali ingin bertembung.
What are you really missing out on? You're home on a Friday night, scrolling through Instagram, ready to go to bed. You see pictures on your timeline of a party you were invited to, but didn't go to. You were confident when you said no, but now you can't stop thinking about it, and you start feeling worse. You have FOMO, or, Fear of Missing Out. Coined in a Harvard Business School article, FOMO has become a global term to describe the decimating anxiety when thinking other people are having better, more fulfilling, experiences than you are. It's a natural, biological response, but that doesn't make it feel any better. Amplified by the rise of social media, #FOMO has become a cultural crisis—so what's the cure? Patrick McGinnis, creator of the term FOMO, has been thinking about it for seventeen years—and he has a solution: decision-making. Learning to weigh the costs and benefits of your choices, prioritizing your decisions, and listening to your gut are central to silencing FOMO and its lesser-known cousin, FOBO: Fear of a Better Option. After all, don't you want to feel comfortable and confident in your decisions? Written with self-evaluations throughout the book, Fear of Missing Out: Practical Decision Making in a World of Overwhelming Choice helps you ascertain and eliminate the parts of your life that are causing more anxiety than happiness. So give this a read, and then go to that party, start that new book, create a new goal—or don't. Make that decision, and be confident in it: it's the first of many of its kind.